Sampaikan salamku pada Bau
ketika ragaku tersentak
dengan lambaian sombalakmu
menyapaku memanggil.
sukmaku menyatu dengan moyangku
di tanah harapan
Sampaikan salamku pada bau
ketika impian-impian semu
di tanah asalku terabaikan
kau rangkul ragaku
menyatu dengan gerak pengabdianku
Sampaikan salamku pada Bau
ketika asaku memudar
mengejar cita ditanah Bundaku
diterpa badai cinta laut Sumpang
terdampar ditanah Bugis
Sampaikan salamku pada Bau
ketika aku tak dapat berucap lagi
hanya titip rindu padanya.
Barru, 11 Pebruari 2007
Pondok Art Sumpang Binangae
Sabtu, 27 Juni 2009
Kemana Kita
(puisi pada Pak Wawan dan pekerja Seni Kab. Barru)
Laut Sumpang Binangae membentang
membelah memecah sunyinya sepi
ketika deburan ombak menghempas
membangunkan kreatifitas yang tertidur
tapi hembusan semilir angin bibir pantai
tetap menidurkan sukma
Indahnya alam Barru
tak mampu menerobos angan-angan mimpi kita
Ketika kelincahan tangan Kadir berontak
di atas kanvas melukiskan getir
ketika gemulai tangan Nasdir bersetubuh
dengan ruang-ruang karsa
ketika lidah-lidah Ical menguntai kata
menjembatani relung sukma
ketika tiupan Pui'-Pui' Husain melonglong
mengetarkan nadi hidup
kemana kita Kanda ?
kemana cipta, rasa dan karsa itu
harus kita bangunkan dari tidur lelapnya
Pondok Art. Sumpang Binangae Barru, 4 Maret 2007
(maaf para kanda jika hanya menyebut nama)
Laut Sumpang Binangae membentang
membelah memecah sunyinya sepi
ketika deburan ombak menghempas
membangunkan kreatifitas yang tertidur
tapi hembusan semilir angin bibir pantai
tetap menidurkan sukma
Indahnya alam Barru
tak mampu menerobos angan-angan mimpi kita
Ketika kelincahan tangan Kadir berontak
di atas kanvas melukiskan getir
ketika gemulai tangan Nasdir bersetubuh
dengan ruang-ruang karsa
ketika lidah-lidah Ical menguntai kata
menjembatani relung sukma
ketika tiupan Pui'-Pui' Husain melonglong
mengetarkan nadi hidup
kemana kita Kanda ?
kemana cipta, rasa dan karsa itu
harus kita bangunkan dari tidur lelapnya
Pondok Art. Sumpang Binangae Barru, 4 Maret 2007
(maaf para kanda jika hanya menyebut nama)
R E M E D I A L
(catatab untuk yang remedial)
Namaku Remedial
banyak orang mengenalku
karena aku sangat terkenal
"itu seandainya aku makhluk hidup"
Mereka tidak mau bersahabat
mereka menjauhiku
bahkan menganggapku penjahat
pencuri "Otak"
Namaku Remedial
seandainya aku pria
aku pasti gagah
dan jika aku wanita
tentu cantik dong
Tapi.......baik pria maupun wanita
semua menjauh dariku, mereka takut
aku bagaikan "VIRUS"
Namaku Remedial
semua ingin menjauh
namun dia tak kuasa
begitu dekat, begitu akrab
namanya MALAS
namanya BODOH, TOLOL
dan sederet nama - nama
Indah untuknya
Namaku Remedial
kadang sahabatku sebut "REMEDI"
punya saudara tiga
Siswa Remedial
Ibu Remedial
Pak Remedial
ah...........aku malas
aku malas mengulang lagi.
Limpomajang Barru, 30 Desember 2005
Jum'at 11 . 50 wita
Namaku Remedial
banyak orang mengenalku
karena aku sangat terkenal
"itu seandainya aku makhluk hidup"
Mereka tidak mau bersahabat
mereka menjauhiku
bahkan menganggapku penjahat
pencuri "Otak"
Namaku Remedial
seandainya aku pria
aku pasti gagah
dan jika aku wanita
tentu cantik dong
Tapi.......baik pria maupun wanita
semua menjauh dariku, mereka takut
aku bagaikan "VIRUS"
Namaku Remedial
semua ingin menjauh
namun dia tak kuasa
begitu dekat, begitu akrab
namanya MALAS
namanya BODOH, TOLOL
dan sederet nama - nama
Indah untuknya
Namaku Remedial
kadang sahabatku sebut "REMEDI"
punya saudara tiga
Siswa Remedial
Ibu Remedial
Pak Remedial
ah...........aku malas
aku malas mengulang lagi.
Limpomajang Barru, 30 Desember 2005
Jum'at 11 . 50 wita
Oh Tanah Berru
Tabe puang
Berpuluh kilometer aku datang Puang
melintasi Butta Marusu
menapak tanah Seribu Pulau
Aku datang bukan sebagai tamu
Aku datang sebagai anak hilang
setelah seabad Moyangku bersemayam dalam dekapmu
di pusara abadi Pahlawan Berru di Sumpang
Tabe Puang
Tanah Berru yang kupijak kini
bagaikan bayi tertidur
bagaikan anak kehilangan Bundanya
bagai ayam jantan yang tak berkokok
kemana kejayaan Kerajaan Berru
kemana kejayaan Kerajaan Tanete
kemana kejayaan Kerajaan Nepo
kemana................Puang
Puang
Kau diapit oleh tanah Seribu Pulau di selatan
Kota Bandar Madani di utara
Kota Kalong dan Songkok To Bone di timur
mereka bangun dari tidurnya
singsingkan lengan, membangun diri
tapi kita Puang
mau kemana kita Puang ........
Tabe Puang
aku terbuai ditiup semilir angin
di bibir pantai Ujung Batu
melihat indahnya pantai Garongkong
keramahan To Bentong di Pujananting
kokohnya rumah adat Lapinceng
sejuknya udara pegunungan Kalompie
Tabe Puang
ayunan gelombang merayu perahu-perahu nelayan
mencari ikan di laut Sumpang Binangae
gerakan gemulai tangan petani
memanen padi bagai emas terhampar bak permadani
tak berujung di tanah Berru
tangan terampil menari mengukir batu di Tanete Riaja
tekunnya perajin batu di Mangkoso
sadarkah kita Puang
betapa kaya Tanah Berru
dengan mutu manikam yang melimpah
berkah Yang Kuasa
Sumpang Binangae Barru, 17 Mei 2005
Berpuluh kilometer aku datang Puang
melintasi Butta Marusu
menapak tanah Seribu Pulau
Aku datang bukan sebagai tamu
Aku datang sebagai anak hilang
setelah seabad Moyangku bersemayam dalam dekapmu
di pusara abadi Pahlawan Berru di Sumpang
Tabe Puang
Tanah Berru yang kupijak kini
bagaikan bayi tertidur
bagaikan anak kehilangan Bundanya
bagai ayam jantan yang tak berkokok
kemana kejayaan Kerajaan Berru
kemana kejayaan Kerajaan Tanete
kemana kejayaan Kerajaan Nepo
kemana................Puang
Puang
Kau diapit oleh tanah Seribu Pulau di selatan
Kota Bandar Madani di utara
Kota Kalong dan Songkok To Bone di timur
mereka bangun dari tidurnya
singsingkan lengan, membangun diri
tapi kita Puang
mau kemana kita Puang ........
Tabe Puang
aku terbuai ditiup semilir angin
di bibir pantai Ujung Batu
melihat indahnya pantai Garongkong
keramahan To Bentong di Pujananting
kokohnya rumah adat Lapinceng
sejuknya udara pegunungan Kalompie
Tabe Puang
ayunan gelombang merayu perahu-perahu nelayan
mencari ikan di laut Sumpang Binangae
gerakan gemulai tangan petani
memanen padi bagai emas terhampar bak permadani
tak berujung di tanah Berru
tangan terampil menari mengukir batu di Tanete Riaja
tekunnya perajin batu di Mangkoso
sadarkah kita Puang
betapa kaya Tanah Berru
dengan mutu manikam yang melimpah
berkah Yang Kuasa
Sumpang Binangae Barru, 17 Mei 2005
Jumat, 26 Juni 2009
Memori Kerinduan
Rintik hujan merintih
membakar sukma
membasuh rasa rindu
Bayangan membayang menari depan mata
mengajak berlari dalam bayang impian
menelantarkan kasih
merajut cinta dalam benang yang rapuh
hilang sudah impian
yang tersangkut dalam karang - karang asmara
rontok terhempas oleh ombak waktu
menjerit hati
menggigil kalbu
memanggil nama dalam kerinduan
I Miss You..............!!!
Makassar, 13 Juli 2004
Kampus STIK Tamalatea
membakar sukma
membasuh rasa rindu
Bayangan membayang menari depan mata
mengajak berlari dalam bayang impian
menelantarkan kasih
merajut cinta dalam benang yang rapuh
hilang sudah impian
yang tersangkut dalam karang - karang asmara
rontok terhempas oleh ombak waktu
menjerit hati
menggigil kalbu
memanggil nama dalam kerinduan
I Miss You..............!!!
Makassar, 13 Juli 2004
Kampus STIK Tamalatea
Goresan Awal Januari I
Aku ingin pergi
membawa raga kealam mimpi
mengejar angan tak bertepi
mengejar bayang - bayang semumu
Alangkah indahnya khayalan itu
melayang membawa sukma
menidurkan dalam buaian
seandainya khyalan itu nyata
kuingin mempersunting rembulan
kusandingkan dengan perasaanku
tapi ini hanya khayalan
dan rembulan itu tidak pernah mengerti.
Goresan Awal Januari II
Dik.........
Biarkan perasaan itu bicara
mengungkap segala rasa yang ada
menumpahkan hati
menempatkan dalam bingkai cinta.
Dik......
Biarkan perasaan itu bicara
mengejar ketidak pastian
membawa menyelami dirimu
tapi kamu tidak pernah mengerti
mempermainkan arti perasaan.
Dik.........
Biarkan perasaan itu bicara
menutup tahun yang telah berlalu
membuka lembaran baru
semoga rembulan dan bintang itu bahagia
dan bukan fatamorgana.
Makassar, 02 Januari 2004
membawa raga kealam mimpi
mengejar angan tak bertepi
mengejar bayang - bayang semumu
Alangkah indahnya khayalan itu
melayang membawa sukma
menidurkan dalam buaian
seandainya khyalan itu nyata
kuingin mempersunting rembulan
kusandingkan dengan perasaanku
tapi ini hanya khayalan
dan rembulan itu tidak pernah mengerti.
Goresan Awal Januari II
Dik.........
Biarkan perasaan itu bicara
mengungkap segala rasa yang ada
menumpahkan hati
menempatkan dalam bingkai cinta.
Dik......
Biarkan perasaan itu bicara
mengejar ketidak pastian
membawa menyelami dirimu
tapi kamu tidak pernah mengerti
mempermainkan arti perasaan.
Dik.........
Biarkan perasaan itu bicara
menutup tahun yang telah berlalu
membuka lembaran baru
semoga rembulan dan bintang itu bahagia
dan bukan fatamorgana.
Makassar, 02 Januari 2004
R i n d u
Rembulan kutatap dengan sorot mata tajam
ingin kutelan, karena dia menyembunyikan
wajahma dibalik keangkuhanmu.
Kumaki waktu yang telah merampas
hari - hariku darimu
mengoyak perasaanku
memperkosa hak - hakku padamu
hai semilir angin
bawa perasaan rindu ini keperaduannya
dan katakan aku tetap merindukannya.
Makassar, 21 Januari 2004
Kampus STIK Tamalatea
ingin kutelan, karena dia menyembunyikan
wajahma dibalik keangkuhanmu.
Kumaki waktu yang telah merampas
hari - hariku darimu
mengoyak perasaanku
memperkosa hak - hakku padamu
hai semilir angin
bawa perasaan rindu ini keperaduannya
dan katakan aku tetap merindukannya.
Makassar, 21 Januari 2004
Kampus STIK Tamalatea
tanpa judul
Waktu terlambat mempertemukan kita
tidak berpihak padaku
mencampakkan arti cinta
membunuh rasa asmara
Biarkan cinta itu mengalir
membasahi rasa asmara
menyejukkan hati
menyimak suka
Makassar, Nopember 2003
tidak berpihak padaku
mencampakkan arti cinta
membunuh rasa asmara
Biarkan cinta itu mengalir
membasahi rasa asmara
menyejukkan hati
menyimak suka
Makassar, Nopember 2003
Kucari Jawaban Cinta
Cinta bagaikan selimut hangat
ketika kita dimabukkan
cinta bagaikan musuh dalam selimut
ketika kita merasa disakiti
betapa dia diagungkan, disanjung
bahkan disembah bagai berhala
cinta itu kuat
dia mampu merobohkan tembok Berlin
menghancurkan menara WTC
mengakhiri dua insan yang mencintai Romeo and Yuliet
betapa kuatnya dia
betapa berkuasanya dia
namun " saya " tidak mampu menghadapi kekuatan cintamu
cuma ada satu kata untukmu semoga kamu "Bahagia"
Makassar, 22 Desember 2003
Lab. Seni Tamalatea 12 . 30 wita
ketika kita dimabukkan
cinta bagaikan musuh dalam selimut
ketika kita merasa disakiti
betapa dia diagungkan, disanjung
bahkan disembah bagai berhala
cinta itu kuat
dia mampu merobohkan tembok Berlin
menghancurkan menara WTC
mengakhiri dua insan yang mencintai Romeo and Yuliet
betapa kuatnya dia
betapa berkuasanya dia
namun " saya " tidak mampu menghadapi kekuatan cintamu
cuma ada satu kata untukmu semoga kamu "Bahagia"
Makassar, 22 Desember 2003
Lab. Seni Tamalatea 12 . 30 wita
Kucoba untuk Tegar
Kumencoba untuk memendam rasa sakit
kulawan dengan senjata ketegaran
ku tahu dik, walau rembulan itu
mencoba bohong padaku
bukan hanya aku yang membutuhkan dirimu
tapi kutahu jawaban dari bintang
bahwa kau juga membutuhkanku.
ku tahu kamu memang egois
tapi egoismu itu adalah bagian dari rasa sayangmu
dik, selaksa rasa sakit dalam hati ini
kuhempaskan dengan kesabaran
tapi dik, kamu juga tahu jawabannya
sabar itu punya batas
yang penting kamu harus mengerti dan camkan
lebarnya dunia tak terbatas
dalamnya laut tak terukur
luasnya cakrawala tak tergapai
demikian rasa cinta, sayang dan rinduku padamu
semoga kau mengerti.
Makassar, 22 Desember 2003
Lab. Seni Tamalatea 12 . 12 wita
Ketika aku harus mengerti
kulawan dengan senjata ketegaran
ku tahu dik, walau rembulan itu
mencoba bohong padaku
bukan hanya aku yang membutuhkan dirimu
tapi kutahu jawaban dari bintang
bahwa kau juga membutuhkanku.
ku tahu kamu memang egois
tapi egoismu itu adalah bagian dari rasa sayangmu
dik, selaksa rasa sakit dalam hati ini
kuhempaskan dengan kesabaran
tapi dik, kamu juga tahu jawabannya
sabar itu punya batas
yang penting kamu harus mengerti dan camkan
lebarnya dunia tak terbatas
dalamnya laut tak terukur
luasnya cakrawala tak tergapai
demikian rasa cinta, sayang dan rinduku padamu
semoga kau mengerti.
Makassar, 22 Desember 2003
Lab. Seni Tamalatea 12 . 12 wita
Ketika aku harus mengerti
K A T A
Sukmaku damai berselimut kasih
jiwaku goncang dihantui kata manismu
sebuah kalimat telah terucap
bagai halilintar menyambar telingaku
menampar pengorbananku
mengombang - ambingkan tidurku
kegelisahan telah tidur bersamaku
menodai perasaan cintaku
menanamkan benih kasih berselimut racun
detik ke menit
menit ke jam
hari berganti hari
kau telah menanam racun cemburu
yang kau semai dengan virus asmara
dan kau panen dengan kamatian cintaku
Makassar, 29 April 2002
jam 11 . 00 wita
jiwaku goncang dihantui kata manismu
sebuah kalimat telah terucap
bagai halilintar menyambar telingaku
menampar pengorbananku
mengombang - ambingkan tidurku
kegelisahan telah tidur bersamaku
menodai perasaan cintaku
menanamkan benih kasih berselimut racun
detik ke menit
menit ke jam
hari berganti hari
kau telah menanam racun cemburu
yang kau semai dengan virus asmara
dan kau panen dengan kamatian cintaku
Makassar, 29 April 2002
jam 11 . 00 wita
Rabu Kelabu
Biarkan marah ini mengusai diri
menelantarkan rindun pada emosi
menggenggam bara api benci
menebar pesona senyum tersembunyi
permainan ini telah menggoncang jiwa
mengabaikan perasaan
menusuk jantung dan sendi - sendi asmara
dengan belati senyum kecutmu.
Makassar, 24 April 2002
Lab Seni Tamalatea 8 . 50 wita
menelantarkan rindun pada emosi
menggenggam bara api benci
menebar pesona senyum tersembunyi
permainan ini telah menggoncang jiwa
mengabaikan perasaan
menusuk jantung dan sendi - sendi asmara
dengan belati senyum kecutmu.
Makassar, 24 April 2002
Lab Seni Tamalatea 8 . 50 wita
Cengeng
Lunglai hati nan kecewa
dimakan rasa cemburu
dihempaskan oleh asmara
namun ku tak dapat merantai hatimu
karena alam kebebasan dalam cinta
adalah hak kemerdekaan setiap insan
belenggu - belenggu itu ( asmara )
harus diruntuhkan
walau dia sekokoh tembok cina
namun rasa cemburu itu
pasti ada pada setiap orang
Makassar, 22 April 2002
jam 22 . 05 wita
dimakan rasa cemburu
dihempaskan oleh asmara
namun ku tak dapat merantai hatimu
karena alam kebebasan dalam cinta
adalah hak kemerdekaan setiap insan
belenggu - belenggu itu ( asmara )
harus diruntuhkan
walau dia sekokoh tembok cina
namun rasa cemburu itu
pasti ada pada setiap orang
Makassar, 22 April 2002
jam 22 . 05 wita
P i l u
Getir hati
tersayat sembilu pedih
menatap rembulan duka diwajahmu
merona ditertawakan bayang sepimu
merintih, meratap tubuh yang lunglai
dimakan oleh rasa sepi dan derita
oh...hati nan lara
abaikan rasa sakit
campakkanlah penderitaan
gapailah bahagia
sinarilah hari esokmu
jika itu yang kau inginkan
Makassar, 19 Maret 2002
LST, 21 . 10 wita
tersayat sembilu pedih
menatap rembulan duka diwajahmu
merona ditertawakan bayang sepimu
merintih, meratap tubuh yang lunglai
dimakan oleh rasa sepi dan derita
oh...hati nan lara
abaikan rasa sakit
campakkanlah penderitaan
gapailah bahagia
sinarilah hari esokmu
jika itu yang kau inginkan
Makassar, 19 Maret 2002
LST, 21 . 10 wita
Semoga Kau Bahagia
Resah jiwaku
menatap raut rembulan wajahmu
pikiranku terusik, kacau memikirkan
asmara yang terhempas
jiwa dan raga ini
seakan akan melayang membuang diri
oh....jiwa yang hampa
kenapa kau hadapkan diriku
dengan masalah yang berat ini
diriku ingin berlari
tapi kaki ini berat meninggalkanmu.
Keadaan tidak bersahabat menahan derita
hanya senyum dan lirikmu yang mengobati
apakah kau merasakan semua ini ?
tersenyumlah untuk haqri esokku.
Makassar, 26 Maret 2002
Lab Seni TamalateaKunuat ketika resah datang melanda
menatap raut rembulan wajahmu
pikiranku terusik, kacau memikirkan
asmara yang terhempas
jiwa dan raga ini
seakan akan melayang membuang diri
oh....jiwa yang hampa
kenapa kau hadapkan diriku
dengan masalah yang berat ini
diriku ingin berlari
tapi kaki ini berat meninggalkanmu.
Keadaan tidak bersahabat menahan derita
hanya senyum dan lirikmu yang mengobati
apakah kau merasakan semua ini ?
tersenyumlah untuk haqri esokku.
Makassar, 26 Maret 2002
Lab Seni TamalateaKunuat ketika resah datang melanda
Kamis, 25 Juni 2009
Puisi Cemburu Untukmu
Dingin hawa menusuk sukma
pedih menerpa kalbu
menebarkan rasa sakit
menggigil dimakan rasa bersalah
memang....
satu perasaan telah menghantui jiwaku
semua jiwa ragamu
ku genggam dalam emosiku
sayang..........
cinta.........
cemburu.......
menyatu dalam angan - angan semu
kunikahi jiwamu
tapi ragamu kutaksanggup untuk meraihnya
Namun, rasa untuk memilikimu tetap ada.
banyak aral yang harus kutempuh
pengalaman cintaku telah luluh, pupus dan sirnah
ku tak berdaya menghadapimu
aku ingin teriak......ingin menangis
tapi kusadari siapa aku sebenarnya
aku cuma fatamorgana dimatamu
semua katamu hanya belaian sayang
jika ku disampingmu
semoga kau mengerti
Panaikang "Malino" 17 Maret 2002
jam 4 . 30 dini hari
pedih menerpa kalbu
menebarkan rasa sakit
menggigil dimakan rasa bersalah
memang....
satu perasaan telah menghantui jiwaku
semua jiwa ragamu
ku genggam dalam emosiku
sayang..........
cinta.........
cemburu.......
menyatu dalam angan - angan semu
kunikahi jiwamu
tapi ragamu kutaksanggup untuk meraihnya
Namun, rasa untuk memilikimu tetap ada.
banyak aral yang harus kutempuh
pengalaman cintaku telah luluh, pupus dan sirnah
ku tak berdaya menghadapimu
aku ingin teriak......ingin menangis
tapi kusadari siapa aku sebenarnya
aku cuma fatamorgana dimatamu
semua katamu hanya belaian sayang
jika ku disampingmu
semoga kau mengerti
Panaikang "Malino" 17 Maret 2002
jam 4 . 30 dini hari
L a r a
Pedih hati menatap duka
membuang rasa muak
mendatangkan benci menusuk hati
betapa segala rasa berkecamuk
membuat dada ini bagai ingin meledak
membuang muka dengan senyum kecutmu
adakah puisiku menghibu diri ?
oh........hati yang lara
kemana langkah kaki ini
ingin kau bawa
membuang pedih
menghilangkan suntuk dalam diri
adakah kau mengerti ?
Makassar, 4 Maret 2002
Lab Seni Tamalatea. 9 . 00 wita
membuang rasa muak
mendatangkan benci menusuk hati
betapa segala rasa berkecamuk
membuat dada ini bagai ingin meledak
membuang muka dengan senyum kecutmu
adakah puisiku menghibu diri ?
oh........hati yang lara
kemana langkah kaki ini
ingin kau bawa
membuang pedih
menghilangkan suntuk dalam diri
adakah kau mengerti ?
Makassar, 4 Maret 2002
Lab Seni Tamalatea. 9 . 00 wita
" Renungan "
Sunyi.....
Keheningan mengusik hidupku
dalam kesendirian terpaku
menatap rindu
menyanyikan lagu duka
diantara pergi meninggalkan
dan diantara pergi untuk kembali
terbayang akan janji
terbayang akan keingkaran
terbayang akan masa depan
dapatkah puing - puing kecewa
kokoh dengan pilar kebahagiannya ?
oh.........cinta
kau begitu angkuh
sombong....
serakah.....
bilakah kau menyatu dalam hidup bahagiaku
Keheningan mengusik hidupku
dalam kesendirian terpaku
menatap rindu
menyanyikan lagu duka
diantara pergi meninggalkan
dan diantara pergi untuk kembali
terbayang akan janji
terbayang akan keingkaran
terbayang akan masa depan
dapatkah puing - puing kecewa
kokoh dengan pilar kebahagiannya ?
oh.........cinta
kau begitu angkuh
sombong....
serakah.....
bilakah kau menyatu dalam hidup bahagiaku
" E g o "
Betapa dia berpengaruh dalam hidup
merubah segala sikap
dapat mengatur sifat
baik.....
buruk.....
menyelamatkan atau menghancurkan
kadang jika ia tak ada, dicari
jika dia ada dimusuhi
oh.....karena egoku juga
kutulis puisi ini
kumaki diriku
dalam diam
dalam cengengku
kekerasan telah menyatu
menjadi batu
dan itulah sifat egoisme yang apreori
Makassar, 17 Juli '97
Studioku 00 . 12 wita
saat aku merasa terlalu egois
merubah segala sikap
dapat mengatur sifat
baik.....
buruk.....
menyelamatkan atau menghancurkan
kadang jika ia tak ada, dicari
jika dia ada dimusuhi
oh.....karena egoku juga
kutulis puisi ini
kumaki diriku
dalam diam
dalam cengengku
kekerasan telah menyatu
menjadi batu
dan itulah sifat egoisme yang apreori
Makassar, 17 Juli '97
Studioku 00 . 12 wita
saat aku merasa terlalu egois
R i n d u
Galau resah menyatu dalam rasa rindu
terbayang ingtan pada " dia "
diantara rasa rindu pada keluarga
dan diantara rasa berat berpisah
dik.........
Malam ini ada rasa berkecamuk
rindu candamu
rindu suaramu
rindu manjamu
dan rindu akan kehadiran dirimu.
Makassar, 17 Juli '97
Studioku 24 . 00 wita
terbayang ingtan pada " dia "
diantara rasa rindu pada keluarga
dan diantara rasa berat berpisah
dik.........
Malam ini ada rasa berkecamuk
rindu candamu
rindu suaramu
rindu manjamu
dan rindu akan kehadiran dirimu.
Makassar, 17 Juli '97
Studioku 24 . 00 wita
Mangkasara KupariAti
Mangkasara
Butta kala'birangku
butta mabaji'
taulolonna taurungkanna
malabbiri' ri kana
malabbiri' ri ada'
tutu ri panggaukanna
angngasi ri bori'na
Sari'battangku sikuntu tojeng
nia'maki ri butta katallassang
akse'reki sikatutui
sipangngaliki
sipanaikang dalle
Mangkasara'salloma' ni bokoi
mingka kupariatiko
nakkukku ri kau
poterangi Mangkasara'ku
Makassar, 18 April '97
Studioku 10 . 25 wita
Butta kala'birangku
butta mabaji'
taulolonna taurungkanna
malabbiri' ri kana
malabbiri' ri ada'
tutu ri panggaukanna
angngasi ri bori'na
Sari'battangku sikuntu tojeng
nia'maki ri butta katallassang
akse'reki sikatutui
sipangngaliki
sipanaikang dalle
Mangkasara'salloma' ni bokoi
mingka kupariatiko
nakkukku ri kau
poterangi Mangkasara'ku
Makassar, 18 April '97
Studioku 10 . 25 wita
Pesan Pada Kawan
Kawan....
setetes keringat
adalah ribuan do'a anak didik
tapi setetes keringat
juga ribuan caci dari oerang tua anak didik
Kawan........
bukan aku iri
bukan aku kecewa
Kawan.........
sayapun tahu
pendidikan itu mahal
tapi bukan untuk dimahal - mahalkan
karma akan bertindak
semoga bukan pada anak kita
camkan itu kawan
Makassar, 30 Maret '97
Studioku 22 . 10 wita
setetes keringat
adalah ribuan do'a anak didik
tapi setetes keringat
juga ribuan caci dari oerang tua anak didik
Kawan........
bukan aku iri
bukan aku kecewa
Kawan.........
sayapun tahu
pendidikan itu mahal
tapi bukan untuk dimahal - mahalkan
karma akan bertindak
semoga bukan pada anak kita
camkan itu kawan
Makassar, 30 Maret '97
Studioku 22 . 10 wita
Rabu, 24 Juni 2009
S a h a b a t
Sahabat
dari tetesan keringat ini
kembali tergiang akan katamu
dari podium kau berseru
tentang pembangunan
tentang pemerataan
tentang keadilan
namun suara itu seakan terkekang
dengan seragam
dengan lambang
dengan warna
yang kau pakai
Sahabat
dulu kau begitu bangga
dengan julukan aktifis
tapi warna
lagi - lagi warna
telah menyumbat suaramu
telah mengatur gerakanmu
dan katamu cuma satu
ia pak ia pak ia pak
Makassar, 24 maret '97
Studioku 23 . 30 wita
dari tetesan keringat ini
kembali tergiang akan katamu
dari podium kau berseru
tentang pembangunan
tentang pemerataan
tentang keadilan
namun suara itu seakan terkekang
dengan seragam
dengan lambang
dengan warna
yang kau pakai
Sahabat
dulu kau begitu bangga
dengan julukan aktifis
tapi warna
lagi - lagi warna
telah menyumbat suaramu
telah mengatur gerakanmu
dan katamu cuma satu
ia pak ia pak ia pak
Makassar, 24 maret '97
Studioku 23 . 30 wita
N a f s u
Kugenggam bara dalam marahku
kucampakkan segala duka
kuraih keinginan dengan dosa
tapi nafasku sesak
badanku luluh
Ya Allah
ternyata aku hanya manusia lemah
yang sombong dengan segala keangkuhan
Ya Allah
maafkan hambamu yang nista ini
Makassar,18 Desember '96
Studioku 22 . 35 wita
S a t u k a n
Dinafasmu
mengalir sukmaku
denyut nadimu
menyatu dengan darahku
di matamu terpancar kabahagiaan
dan tanganmu adalah rezki
Kugenggam bara dalam marahku
kucampakkan segala duka
kuraih keinginan dengan dosa
tapi nafasku sesak
badanku luluh
Ya Allah
ternyata aku hanya manusia lemah
yang sombong dengan segala keangkuhan
Ya Allah
maafkan hambamu yang nista ini
Makassar,18 Desember '96
Studioku 22 . 35 wita
S a t u k a n
Dinafasmu
mengalir sukmaku
denyut nadimu
menyatu dengan darahku
di matamu terpancar kabahagiaan
dan tanganmu adalah rezki
Biarkan 1
Kucari bayanganmu dalam sukmaku
kumaki diriku dengan diamku
kubiarkan kau menggerogoti hatiku
tapi ku tak mau sendiri
Biarkan 2
Biarkan diamku berlari
mengejar segala impian hampa
berontak memaki cinta
menerpa belenggu asmara
tapi.............
ah itu cuma teori
Lab. Seni Tamalatea
Makassar, 14 Desember '96
kumaki diriku dengan diamku
kubiarkan kau menggerogoti hatiku
tapi ku tak mau sendiri
Biarkan 2
Biarkan diamku berlari
mengejar segala impian hampa
berontak memaki cinta
menerpa belenggu asmara
tapi.............
ah itu cuma teori
Lab. Seni Tamalatea
Makassar, 14 Desember '96
Sang Guru
Dalam derap pena
kutumpahkan segala uraian pena
kusimak bait demi bait
kucari letak keindahan kata
Lab. Seni Tamalatea
Makassar, 14 Desember '96
kutumpahkan segala uraian pena
kusimak bait demi bait
kucari letak keindahan kata
Lab. Seni Tamalatea
Makassar, 14 Desember '96
H a m p a
Goresan Awal Februari 2
Mimpiku menantang menertawakanmu
membantu mengejek dalam dukaku
kuhempas ragaku
kuhentakkan nasib
tapi itu tak mungkin
karena hanya mengingkari takdir
Makassar studioku, 01 Februari '97
Mimpiku menantang menertawakanmu
membantu mengejek dalam dukaku
kuhempas ragaku
kuhentakkan nasib
tapi itu tak mungkin
karena hanya mengingkari takdir
Makassar studioku, 01 Februari '97
H a m p a
Goresan awal februari
Mentari menyingsing
menertawakan nasib sepiku
kuhambur bintang dalam dekapku
kubutuhkan terangnya dalam hidup
Menghayal daku dalam cintamu
merana dalam ketidak pastian
kukejar impian hampa
kumaki diriku dibuai senyummu
Studioku Makassar, 01 Februari '97
Semoga kau mengerti
Mentari menyingsing
menertawakan nasib sepiku
kuhambur bintang dalam dekapku
kubutuhkan terangnya dalam hidup
Menghayal daku dalam cintamu
merana dalam ketidak pastian
kukejar impian hampa
kumaki diriku dibuai senyummu
Studioku Makassar, 01 Februari '97
Semoga kau mengerti
Untuk Kamu Lagi 2
Malam merana tersenyum
mengumbar tawa dalam gulita
menyayat menindih kalbu
membuai rasa dalam kesengsaraan
Tawa.....
canda.....
menyatu dalam dendam
kukepal dalam kesakitam
kuhentakkan dalam keterikatan
adakah cinta itu menyakitkan ?
Makassar, 15 Oktober '95
mengumbar tawa dalam gulita
menyayat menindih kalbu
membuai rasa dalam kesengsaraan
Tawa.....
canda.....
menyatu dalam dendam
kukepal dalam kesakitam
kuhentakkan dalam keterikatan
adakah cinta itu menyakitkan ?
Makassar, 15 Oktober '95
Untuk Kamu Lagi
Telungkup bait ini kutulis
kugenggam penaku dalam gerak
ku eja kata demi kata
kuramu dalam satu bait merintih
Ternyata.........
kasihmu adalah fatamorgana
senyummu adalah lawan
cintamu adalah racun kesepianku
Makassar, 15 Oktober '95
kugenggam penaku dalam gerak
ku eja kata demi kata
kuramu dalam satu bait merintih
Ternyata.........
kasihmu adalah fatamorgana
senyummu adalah lawan
cintamu adalah racun kesepianku
Makassar, 15 Oktober '95
For You
Bulan mengguncang menertawakan
kutatap dengan didih panas api
kuraih untuk kusengsarakan
namun gerak buaian terlepas
Ketika kalbuku ingin menyatu
kau depak dengan keangkuhanmu
kau seret ketidak pastianku
persetan dalihmu
persetan dengan yang disana
izinkan kebencianku
menyatu dengan cintamu
Makassar, 15 Oktober '95
kutatap dengan didih panas api
kuraih untuk kusengsarakan
namun gerak buaian terlepas
Ketika kalbuku ingin menyatu
kau depak dengan keangkuhanmu
kau seret ketidak pastianku
persetan dalihmu
persetan dengan yang disana
izinkan kebencianku
menyatu dengan cintamu
Makassar, 15 Oktober '95
Belunggu
Kibas sayap Garuda
Menebar hawa sejuk Nusantara
cakarmu menggenggam hangat Pertiwi
pancaran matamu
bak mutiara menerangi Persadaku
Dwi Warna adalah pengikat Bangsaku
lau kokoh hinggap dibentangannya
ketika kekuasaan membelitmu
dengan warna kesombongan
dengan topeng - topeng politiknya
Kau tak pernah gentar
walau dia nakhodamu
Makassar, 23 Maret '97
studioku, 5.50
Menebar hawa sejuk Nusantara
cakarmu menggenggam hangat Pertiwi
pancaran matamu
bak mutiara menerangi Persadaku
Dwi Warna adalah pengikat Bangsaku
lau kokoh hinggap dibentangannya
ketika kekuasaan membelitmu
dengan warna kesombongan
dengan topeng - topeng politiknya
Kau tak pernah gentar
walau dia nakhodamu
Makassar, 23 Maret '97
studioku, 5.50
Angkuh
Kugenggam bara api cinta
kulumat dan kutaklukkan
tapi badainya kuat
menghempas menertawakan
mengikis habis jiwa nan hampa
Kuninabobokkan perasaanku
kuayun dalam keangkuhan lidah
ingin kupeluk raga
dan rasa cinta
semoga ini bukan angan - angan
Makassar,Studioku 14/15-2-'97
jam 24.00
kulumat dan kutaklukkan
tapi badainya kuat
menghempas menertawakan
mengikis habis jiwa nan hampa
Kuninabobokkan perasaanku
kuayun dalam keangkuhan lidah
ingin kupeluk raga
dan rasa cinta
semoga ini bukan angan - angan
Makassar,Studioku 14/15-2-'97
jam 24.00
lelah jiwaku
lunglai hatiku merana
bahterahku goyah dengan waktu
terhempas dengan ketidak percayaan
membawa jiwa dalam kungkungan
inikah arti hidup ?
lelah hatiku menunggu
tercampakkan ketidakpastian cinta
walau hati sudah terbelenggu
membawa emosi pada ubun-ubun
oh jiwaku yang hampa
bawa serta rohku kedalam sukma ketenangan
agar hati ini tentram
Barru, ketika aku lagi galau
bahterahku goyah dengan waktu
terhempas dengan ketidak percayaan
membawa jiwa dalam kungkungan
inikah arti hidup ?
lelah hatiku menunggu
tercampakkan ketidakpastian cinta
walau hati sudah terbelenggu
membawa emosi pada ubun-ubun
oh jiwaku yang hampa
bawa serta rohku kedalam sukma ketenangan
agar hati ini tentram
Barru, ketika aku lagi galau
Senin, 22 Juni 2009
Ketika Aku Lelah
Hariku berganti lelah yang kian mendera
batinku menjerit merayap sunyi mencampakkan ragaku
lunglai tak berdaya diterpa angin keserakahan
ah ternyata aku lagi mengigau
Barru,saat aku jenuh
batinku menjerit merayap sunyi mencampakkan ragaku
lunglai tak berdaya diterpa angin keserakahan
ah ternyata aku lagi mengigau
Barru,saat aku jenuh
Langganan:
Komentar (Atom)

